Strategi Bank Dunia untuk Mendorong Investasi Swasta di Negara Berkembang
- Senin, 25 Maret 2024

JAKARTA - Bank Dunia sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah investasi dari sektor swasta ke negara-negara berkembang. Ajay Banga, Presiden Bank Dunia, mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil menggalang modal swasta sebesar US$ 41 miliar atau sekitar Rp 647 triliun untuk negara-negara berkembang pada tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan dari Reuters pada Minggu (24/3/2024), jumlah ini termasuk dalam penerbitan obligasi sektor swasta senilai US$ 42 miliar atau sekitar Rp 663 triliun. Banga menyatakan bahwa kemungkinan jumlah ini akan ditingkatkan tahun ini.
Namun, Banga menyoroti perlunya tindakan dari Bank Dunia dalam beberapa bidang untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi investasi sektor swasta di negara-negara berkembang. Salah satunya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, yang telah turun dari sekitar 6% menjadi hampir 4% dalam dua dekade terakhir.
Banga juga mencatat adanya kesenjangan yang signifikan di negara-negara berkembang, terutama dalam hal lapangan kerja. Diperkirakan bahwa 1,1 miliar generasi muda akan memasuki pasar kerja dalam dekade mendatang, namun perkiraan penciptaan lapangan kerja hanya sekitar 325 juta saja.
Baca JugaHarga Emas Naik Hari Ini,25 September 2025 Cek Antam Galeri 24 UBS
Bank Dunia telah mengumumkan serangkaian reformasi untuk mengatasi hambatan ini, termasuk mengkonsolidasikan struktur jaminan pinjaman dan investasi serta meningkatkan jaminan tahunannya menjadi US$ 20 miliar pada tahun 2030. Banga juga menyebut bahwa mulai minggu depan, bank sentral dan konsorsium lembaga pembangunan akan mulai mempublikasikan data pemulihan sektor swasta berdasarkan tingkat pendapatan daerah sebagai upaya untuk membangkitkan kepercayaan investor.
Bank Dunia juga berencana untuk menerbitkan data tentang gagal bayar sektor swasta yang dikelompokkan berdasarkan peringkat kredit, serta statistik gagal bayar negara dan tingkat pemulihan sejak tahun 1985.
Banga menekankan bahwa semua upaya ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi sektor swasta ke negara-negara berkembang untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar dan menciptakan lapangan kerja. Dia juga menyebut bahwa Bank Dunia sedang berupaya untuk membangun platform sekuritisasi jangka panjang yang akan mempermudah dana pensiun dan investor institusi lainnya menyalurkan dana sebesar US$ 70 triliun ke pasar negara berkembang. Dengan menggabungkan investasi besar dalam satu paket yang terstandarisasi, diharapkan dapat mendorong investasi yang signifikan dan mengatasi kendala-kendala terkait dengan pinjaman kecil yang tersebar dengan risiko dan harga masing-masing.

Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
10 Manfaat Air Rebusan Ketumbar untuk Kesehatan Tubuh Sehari-Hari
- Kamis, 25 September 2025
Berita Lainnya
Pentingnya Asuransi Pertanian untuk Jaga Produktivitas dan Ketahanan Pangan
- Kamis, 25 September 2025
Terpopuler
1.
2.
Investasi Hulu Migas RI Capai Rp152 Triliun per Agustus 2025
- 25 September 2025
3.
Resep Empal Daging Jawa dan Rahasia Bumbu Khas Nusantara
- 25 September 2025
4.
5 Tanda Awal Kanker Tenggorokan yang Kerap Terabaikan
- 25 September 2025
5.
Dampak Doomscrolling pada Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya
- 25 September 2025